Rabu, 04 Juni 2008

Takut Salah! Kenapa Juga?

Pernyataan yang sangat menarik diucapkan oleh pakar motivasi, Mario Teguh, pekan lalu tentang ‘manusia dan kesalahan’. Sebuah pernyataan yang tidak akan pernah saya lupakan.

Ketika itu, dalam sebuah acara rutin bertajuk Bussiness Art with Mario Teguh, yang ditayangkan TV O channel setiap Kamis malam, seorang audience mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya: Jika Tuhan mengulang masa lalu, apa yang akan anda lakukan? Sebagaimana diduga rata-rata jawaban yang diberikan orang adalah : ‘merubah kegagalan di masa lalu menjadi keberhasilan…’.

Tapi, jawaban Mario Teguh sungguh berbeda: “Kalau saya... saya akan melakukan kesalahan dan kegagalan - kegagalan saya di awal waktu.... jadi saya sudah tahu apa saja yang membuat gagal.. hingga saya tidak akan mengulang kegagalan dimasa mendatang".

Bagi saya pernyataan Mario Teguh itu bermakna ‘dalam’. Ada implikasi yang menunjukkan bahwa kesalahan dan kegagalan bukan hanya tidak perlu disesali, tapi merupakan bagian wajib yang harus ada dalam kehidupan manusia untuk sukses.

Lebih jauh, dari pernyataan Mario Teguh tersebut, membuat saya tercenung, sekaligus introspeksi diri. Terkadang saya, mungkin beberapa dari anda juga pernah, merasa menyesal dengan keputusan yang salah kita ambil, atau kegagalan-kegagalan yang kita alami. Padahal, bisa jadi karena kesalahan dan kegagalan itulah kita jadi berhasil.

Dalam hidup, manusia dihadapkan dengan banyak pilihan. Dan, sebagai muslim kita disunnahkan untuk memulai dengan ‘istikharah’ sebelum menjatuhkan pilihan. Tapi, tetap terkadang kita mendapati pilihan yang telah kita ambil bukan yang paling tepat. Hanya karena, keputusan-keputusan yang kita nilai salah itu kemudian kita dihadapkan dengan kesulitan-kesulitan. Kita kemudian jadi menyesal dengan keputusan-keputusan yang telah kita ambil. Padahal, mengutip kata pak Mario, suatu keputusan meskipun itu salah itu adalah baik, dan kita justru menyesal bila tidak melakukan apapun.

Betul sekali pak Mario!. Orang seperti saya, mungkin juga beberapa dari anda, terkadang sulit untuk mengambil keputusan (akhirnya tidak melakukan apa-apa), hanya karena takut akan kesulitan yang bakal muncul sebagai konsekuensi keputusan tersebut.

Padahal, sekali lagi mengutip kata pak Mario, orang yang paling beruntung adalah orang yang paling banyak mengalami kesulitan dalam hidupnya. Lho, kenapa begitu ya? Meski pak Mario tidak mengurai lebih lanjut pernyataannya untuk soal ini, kita sepertinya bisa memetik banyak pelajaran dari banyak orang sukses di sekitar kita. Suatu fakta, bahwa hampir semua orang sukses, justru orang-orang yang pernah mengalami masa-masa sangat sulit dalam hidupnya. Contoh deh satu yang cukup dramatis, Oprah Winfrey. Melihat kesuksesannya sekarang ini, sangat sulit bagi kita untuk mempercayai begitu dahsyatnya kesulitan dan penderitaan hidupnya di masa kecil dan remajanya. Tapi, sekali lagi itu fakta. Kesulitan-kesulitanlah yang membuat seseorang menjadi lebih kuat.

Wah, instrospeksi lagi nih buat saya. Sebagai muslim, harusnya kita selalu siap atau mempersiapkan diri dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Toh, kita sudah tahu bahwa hidup itu berisi banyak cobaan. Sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155).

Ada hal yang sangat penting yang saya simpulkan dari pernyataan pak Mario malam itu, bahwa dari setiap kesulitan, kegagalan atau kesalahan yang kita buat, harus ada pelajaran yang bisa kita ambil. Sebuah kutipan menarik dari nasihat pak Mario yang barangkali bisa kita jadikan pijakan saat kita dalam kegagalan: saat kita ‘terjatuh’ janganlah kita ‘berbaring’ terlalu lama!

Setuju!... Kita memang tidak boleh putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Tiba-tiba saya jadi teringat pada sebuah nasihat seorang sahabat. Nasihat yang selalu bikin saya semangat lagi: “Akhir kesedihan adalah awal kebahagiaan. Masa tidak akan berdiam dalam satu kondisi, namun terus berganti. Segala kesulitan, pasti akan berangsur hilang. Jangan putus asa hanya karena musibah yang datang bertubi-tubi. Satu kesulitan, akan dikalahkan oleh dua kemudahan. Merunduklah kepada Allah, pasti kesulitanmu akan sirna selekasnya. Setiap orang yang penuh dengan ketabahan, pasti akan mendapatkan jalan keluar.”

So, masih takutkah kita mengambil keputusan?(wid)

0 komentar: